Rabu, 27 April 2011

CERMIN DIRI

CERMIN DIRI

 Materi Khusus Tentang Manusia
Manusia itu perlu berkaca diri, sesekali mengaca dirinya agar tidak lupa diri, agar tidak hanyut dalam kegelapan, agar tahu siapa dirinya agar tidak lupa diri. Agar tidak hanyut dalam kegelapan. Agar tahu siapa dirinya. Supaya tahu buruk baik dirinya. Membaca dan merenungkan apakah diri sudah utuh sebagai manusia. Sudahkah diri bermanfaat bagi masyarakat, keluarga dan diri sendiri atau apakah hanya sebagai segumpal daging yang berkeliaran saha di muka bumi.
Sudahkah hidup kita berisi dan berarti. Adakah kehidupan tersebut mempunyai nilai, atau sekedar mampir saja di dunia tanpa berbuat apa-apa. Hilang di telan bumi tanpa berbuat sesuatu sebagai khalifah. Kesadaran diri itu semuanyalah yang dikehendaki oleh buku ini. Semoga hidup kita berisi dan lebih berarti di masa-masa yang akan datang
 Cara Bercermin Diri
A. Allah
Apakah kita pernah kita renungkan sifat pemurah Allah itu, termasuk sifat Tuhan Maha Pemurah dalam memberi pahala, berbuat baik sedikit saja di beri pahala. Kewajiban kita sendiri saja yang kita lakukan diberi pahala.
Manusia itu punya peluang untuk berbuat dosa, banyak peluang dalam kehidupannya yang dapat membuat manusia tersesat atau terpeleset ke dalam perbuatan dosa. Namun setelah kita renungkan dan kita hitung-hitung masih jauh lebih banyak peluang pahala yang diberikan Allah Maha Suci, Allah atas segala dzatNya.




B. Bertaubat
Kita semua pernah bersalah, kita semua mempunyai dosa, untuk itu marilah kita semua bertaubat, berlomba-lomba ka jalan yang diridhoi Allah.
Sudah sekian umur kita, sudah sekian kesalahan dan dosa yang kita perbuat, bau sedikit ibadah kita dan amal yang kita lakukan, sekaranglah kita lakukan. Sekaranglah kita saatnya untuk bertaubat, tidak usah tunda lagi.
Hidup di dunia ini hanya sementara, yang abadi adalah di akhirat, umur kita di tangan Tuhan. Kematian adalah pasti, entah besok atau lusa, entah sebentar lago, hanya Tuhan yang tahu. Dari itu bertauatlah sekarang juga. Hari ini juga, jam dan detik ini juga jangan ditunda lagi.
C. Cinta
Cinta diciptakan Tuhan atas diri laki-laki dan perempuan dalam hati masing-masing mereka. Dengan cinta itu laki-laki dan perempuan menjadi satu, menjadi suami istri dan berkembang biak.
D. Dusta
Dusta/bohong yang paling berbahaya adalah berita sebenarnya yang di rumah sedikit saja.
“Sesungguhnya seorang hamba yang berdusta dengan sekali dusta, maka Malaikat menjauh darinya sejauh perjalanan satu mill karena bau busuk yang berdusta.” (HR. Art Tarmidzi)
E. Etika
Etika di sini adalah etika menjadi tuan rumah yang baik yaitu :
- Jangan membeda-medakan tamu karena status sosialnya
- Sambutlah setiap tamu yang datang dengan wajah yang berseri-seri, dan tunjukan bahwa anda senang didatangi
- Songsong tamu ke depan rumah, persilahkan masuk dan duduk di tempat yang pantas
- Sambutlah dengan salam serta menanyakan keadaanya
- Ajukan pembicaraan awla atau basi-basi dengan sopan dan cerita tentang keadan dan kesehatan keluarganya.
- Jangan terkesan tidka betah karena cukup lama di rumah kita dan jangan terburu-buru memberi izin bila tamu mohon diri pulang
- Persilahkan tamu minum atau mencicipi sesuatu dengan ramah dan dengan wajah ceria
F. Fakta
“Fakta berbicara lebih kuat daripada seribu alibi”. Fakta dan kenyataan membuat orang tidak bisa banyah dan bekilah
G. Gali
Galilah api Islam itu secara mendalam dan terus menerus, maksudnya adalah agar kita faham dengan benar arti Islam yang kita anut. Agar kita menjadi manusia seutuhnya berdasarkan agama dan ketqwaan kepada Tuhan.
H. Hati
Hati manusia
- Hati yang sangat bercahaya dan besinar inilah hati para Rasul dan Nabi termasuk juga Wali-wali Allah
- Hati yang cerah tetapi tidak berkulai, inilah hati orang-orang shaleh yang nafsunya bertaraf mulhamah.
- Hati yang kabur ibarat cermin yang kabur yang tidak dilap. Inilah adalah hati yang dzalim
I. Ihsan
Adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah SWT. Sebab ihsan menjadi mitra sosok yang mendapat kemuliaan dariNya. Sesungguhnya Islam dibangun di atas 3 landasan utama : yaitu Iman, Islam dan Ihsan.
J. Jujur
Jujurlah pada lisan = katakan yang benar itu benar yang salah itu salah. Jangan takut berkata jujur, meski menyangkut pajabat, penguasa dan kyai sekalipun. Sebab kejujuran menuntut kita kepada kebaikan dan mengangkat derajat.
K. Kepribadian
Sudahkah kita berusaha untuk menjadi pribadi yang baik, yang lebih disenangi orang banyak, sudahkah kita lebih bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, dengan berbagai lapisan masyarakat dan dengan berbagai situasi?
L. Latihlah
Latihlah diri supaya berbuat baik.
Latihlah diri agar selalu berbuat baik secara berkesinambungan, perbuatan yang baik adalah perintah Allah dari itu orang yang bertaqwa adalah orang yang selalu rindu dan cenderung untuk senantiasa berbuat baik. Lebih baik tahu satu tapi diamalkan daripada tahu banyak tapi tidak diamalkan.
M. Menolong
Sudahkah bergerak hati kita untuk menoking orang, sementara kita tahu orang itu membutuhkan pertolongan. Sudahkah kita mempunyai sifat untuk menolong orang yang membutuhkan, sementara kita mampu untuk menolongnya.
“Barangsiapa yang mana orang mukmin dihinakan di sisinya. Lalu ia tidak menolongnya, padahal ia mampu menolongnya. Niscaya Allah kelak pada hari kiamat akan menghidanaknya di hadapan orang banyak.” (HR. Ahmad dan Art-Tarmidzi)
N. Nasib
Nasib itu sebagaimana usaha manusia, tuhan tidak akan merubah seseorang kalau dirinya sendiri tidak mau merubahnya.
Bila kita malas, tidak akan mendapatkan apa-apa. Nasib adalah melalui perjuangan dan proses.
O. Orang tua
- Sudahkah kita membahagiakan kedua orang tua kita?
- Sudahkah kita membalas jasa kedua orang tua kita?
- Sudahkah kita menjadi anak yang membalas guna?
- Sudahkah kita membuat senang hati kedua orang tua?
Bila belum sekaranglah saatnya sebelum terlambat sebelum ajal menjemputnya.

PELIHARA MULUTMU

Pepatah mengatakan : “Mulutmu harimaumu.” Imam Al-Ghazali mengatakan, bahaya lidah. Kata-kata kau sudah dicetuskan, bagai anak panah yang keluar dari busurnya. Dari itu bila hendak berucap/mengatakan sesuatu, lihat kiri kanan, pandang depan pandang belakang. Pikirkan dulu baru berucap. Apakah yang mau diucapkan tersebut bermanfaat atau tidak. Ada tiga kategori ucapan yang bisa dipedomani, antara lain adalah :
1. Kata-kata yang membawa manfaat
2. Kata-kata yang membawa mudharat
3. Kata-kata yang membawa manfaat dan tidak pula membawa mudharatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar