Kamis, 12 April 2012

askep CHF

A. DEFINISI Gagal jantung, lebih umum disebut gagal jantung kongestif (CHF) / (GJK) mengacu pada ketidakstabilan jantung dalam memperoleh oksigen dan zat – zat gizi yang dibutuhkan tubuh. GJK mengakibatkan gejala sisa disfungsi miokardium, hal tersebut merupakan karakteristik menurunnya curah jantung dan meningkatnya volume intravaskular. Suatu kondisi yang menimbulkan kerusakan pada miokardium, jadi merusak kemampuan jantung untuk berkontraksi, dapat menyebabkan Gagal Jantung Kongestif (GJK). (Barbara, Engram, 1999 hal, 455). Gagal jantung serambi kiri dan /atau kanan dari jantung mengakibatkan ketidakmampuan untuk memberikan keluaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan menyebabkan terjadinya kongesti pulmonal dan sistemik, karenanya diagnostic dan terapeutik berlanjut. GJK selanjutnya dihubungkan dengan morbiditas dan mortalitas. (Doenges, 1999:52). Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat, ditandai dengan dispneu, dilatasi vena dan edema. (Kamus Kedokteran Dorland. 1998:291). Dari pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Gagal Jantung Kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk menyuplai darah, baik oksigen dan nutrisi keseluruh tubuh. B. ETIOLOGI 1. Kelainan Otot Jantung (AMI, Miokarditis, Kardiomiopati, Oterosklerois) - Terjadi peradangan (infeksi pada miokardium, perikardium & endokardium) 2. Penyakit Jantung Lain - Penyakit jantung yang lain, yang dapat mengakibatkan gagal jantung kongestif. Contoh : Kelainan katup jantung. 3. Faktor Sistemik - Keadaan psikologis pasien itu sendiri Contoh : Stress, takut mati, depresi, mekanisme koping tidak efektif. 4. Knowledge (Pengetahuan) - Pengetahuan bagi pasien itu sendiri tentang penyebab penyakit jantung itu sendiri. Contoh : merokok, kolesterol tinggi, Hipertensi. (Arif Mansjoer. 2001. hal : 435) C. KLASIFIKASI FUNGSIONAL GAGAL JANTUNG KONGESTIF - Kelas I Ket : tidak ada batasan aktivitas fisik - Kelas II Ket : sedikit batasan pada aktivitas (rasa lelah, dispneu) - Kelas III Ket : batasan aktivitas ben-nakna (nyaman saat istirahat, namun sedikit aktivitas menyebabkan gejala) - Kelas IV Ket : gejala muncul pada saat istirahat (baik saat aktivitas / tidak) (Dawkins dkk. 2003. hal : 86) D. TANDA DAN GEJALA Menurut Gray Dawkins, Morgan dan Simson dalam bukunya yang berjudul Lucture Notes : Kardiologi pada tahun 2002. Menyebutkan gambaran klinis tentang gagal jantung kongestif. Dapat dipengaruhi oleh 3 faktor : 1. Kerusakan Jantung (terjadi pada otot & katup jantung itu sendiri) 2. Kelebihan beban hemodinamik (volume darah itu sendiri) 3. Mekanisme kompensasi sekunder yang timbul saat gagal jantung itu terjadi. (takikardia, hipertrofi)  Gejala yang Muncul - Penurunan aktivitas (kapasitas aktivitasnya) - Dispnea (mengiortopnea) - Batuk (hemaptosis) - Letargi dan kelelahan - Penurunan nafsu makan dan berat badan  Tanda – tandanya - Kulit lembab - Tekanan darah tinggi, rendah atau normal - Denyut nadi (volume normal/rendah), altemosis/takikardi bahkan aritmia. - Pergeseran Apeks - Regurgitasi Nitral fungsional dan krepitasi paru E. PATOFISIOLOGIS Kelainan intrinsik pada kontra aktifitas miokardium yang khas pada gagal Jantung akibat penyakit jantung inskemik mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif. Kontraktilitas Ventrikel Kiri yang menurun mengurangi curah secunkup dan meningkatkan volume residu ventrikel. Tekanan arteri paru – paru dapat meningkatkan sebagai respon terhadap peningkatan koroner terhadap tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary meningkatkan tekanan tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan. Serentetan kejadian seperti yang terjadi pada jantung kiri juga akan terjadi pada jantung kanan. Dimana akhirnya akan terjadi kongestif sistematik dan edema. Pengembangan dari kongestif sistematik dan paru – paru dan edema. Dapat dieksaserbasi oleh analisis regurgitasi fungisional dan katup – katup trikus pidalis / mitralis bergantian Regurgitasi fungsional dapat disebabkan oleh dilatasi dan analisis katup atrioventrikularis / perubahan – perubahan pada orientasi otot papilaris dan kordatendinae yang terjadi sekunder akibat ruang kosong. sebagai respon terhadap gagal jantung ada 3 mekanisme primer yang dapat dilihat : Meningkatnya aktivitas adrenergik simpatik, meningkatnya beban awal akibat aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron dan hipertrofi ventrikel. Ketiga respon ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curah jantung. Mekanisme — mekanisme ini menandai untuk mempertahankan curah jantung pada tingkat normal pada gagal jantung dari pada keadaan istirahat. Tetapi kelainan pada kerja ventrikel dan menurunnya curah jantung biasanya tampak pada keadaan beraktifitas dengan berlanjutnya gagal jantung maka kompensasi akan menjadi kurang efektif G. PENATA LAKSANAAN MEDIS 1. Faktor umum dan faktor gaya hidup - Aktivitas fisik - Oksigen - Merokok - Alkohol - Vaksinas - Nutrisi - Garam dan Air 2. Terapi Penyebab Dasar - Penyakit koroner - Hipertensi - Kardiomiopati 3. Koreksi setiap faktor pemberat terapi obat-obatan - Diuretik - Vasodilator - Penyekat - Anti koagulasi - Anti aritmia Lainnya : - Konter pulsasi baton intra aorta - Alat bantu ventrikel - Kardio mioplasiti - Pembedahan reduksi ventrikel kiri H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN Menurut Arief Mansjoer, Tahun 2001 dalam bukunya Halaman. 434. Memberitahukan contoh konsep asuhan keperawatan kepada penderita CHF sebagai berikut : 1. Pengkajian a. Identitas b. Makanan cairan - Mual Muntah - Pembengkakan pada ekstrimitas - Diit tinggi garam / lemak, gula dan kafein c. Eliminasi Gejala : - Penurunan berkemih, urin berwarna gelap - Berkemih pada malam hari - Diare / konstipasi d. Aktifitas istirahat Gejala : - Keletihan / kelelahan terus-menerus sepanjang hari - Insomnia - Nyeri dada dengan aktifitas e. Sirkulasi Gejala : - Riwayat HT - Bedah jantung - Anemia - Endokarditir f. Integritas Ego Gejala : - Ansietas, kuatir dan takut - Stress yang berhubungan dengan penyakit g. Kenyamanan Gejala : - Nyeri dada, angina akut / kronis - Sakit pada otot h. Pernafasan Gejala : - Dispnea pada saat aktivitas, tidur sambil duduk dengan sandaran bantal i. Interaksi sosial Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang bisa dilakukan j. Keamanan Gejala : - Perubahan dalam fungsi mental - Kehilangan kekuatan / tonus otot Kulit lecet I. FOKUS INTERVENSI Menurut Arief Mansjoer, Tahun 2001 dalam bukunya Halaman. 434. Diagnosa yang mungkin muncul : • Diagnosa Keperawatan : 1. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri b.d: Kelemahan umum Di buktikan oleh: Rasa tidak nyaman saat bergerak Hasil yang diharapkan: Menunjukan penurunan dalam, tanda-tanda intoleransi fisiologi Nyeri berkurang/hilang • Tindakan: Kaji respon pasien terhadap aktivitas Instruksikan pasien tentang tekhnik penghematan energi Ajarkan pasien tekhnik relaksasi Ajarkan pasien posisi tirah baring 2. Curah Jantung Menurun b.d - Perubahan kontraktilitas miokardial / perubahan miotropik - Perubahan frekuensi, irama, konduksi listrik - Perubahan struktural (Ex. Kelainan katup, aneurisme ventrikultural) Dibuktikan oleh: - Peningkatan frekuensi jantung - Perubahan pola gambaran EKG - Perubahan tekanan darah (hipertensi/hipotensi) Bunyi jantung ekstra (53, S4) - Penurunan haluaran urine - Nadi perifer tidak teraba - Kulit dingin, kusam, diaforesis - Ortopneu, krakles, JVD, perbesaran hepar, edema - Nyeri dada Hasil yang diharapkan / Evaluasi - Menunjukan tanda vital yang dapat diterima dalam batas (distrimia terkontrol/hilang) dan bebas gejala gagal jantung (misal, parameter hemodinamik dalam batas normal, haluaran urin adekuat) - Melaporkan penurunan episode dispneu, angina - Ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi; beban kerja jantung Intervensi - Auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi irama jantung - Catat bunyi jantung - Pantau TD - Kaji kulit terhadap pucat, sianosis - Pantau haluaran urine, catat penurunan haluaran dan kepekatan konsentrasi urine - Kaji perubahan sensori, ex : letargi, bingung, disorientasi, cemas - Berikan istirahat psikologi dan lingkungan tenang - Berikan pispot disamping tempat tidur, hindari respon valsalva - Tinggikan kaki, hindari tekanan bawah lutut 3. Intoleransi Aktivitas b.d - Ketidak seimbangan antara suplai oksigen / kebutuhan - Kelemahan umum - Tirah baring lama/ imobilisasi Dibuktikan oleh : - Kelemahan/ keletihan - Perubahan TTV (adanya disritmianya) - Dispnea - Pucat dan berkeringat Hasil yang diharapkan. / Evaluasi - Berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri - Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur dibuktikan oleh menurunya kelemahan dan kelelahan dan tanda vital selama aktivitas Tindakan / Intervensi - Periksa tanda vital - Catat respon, cardiopulmonal - Kaji prespirator / penyebab, kelemahan, contoh obat, nyeri obat - Evaluasi peningkatan intolerasi aktivitas - Beri bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi 4. Kelebihan Volume Cairan b.d - Menurunnya laju filtrasi glomerolus (menurunnya curah jantung) meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium / air Dibuktikan oeh - Ortopnea, bunyi jantung S3 - Oliguria, edema, DVJ, reflek hepatojugular positif - Peningkatan BB, Hipertensi - Disters pernafasan jantung abnormal Hasil yang diharapkan - Mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan masukan dan pengeluaran, bunyi nafas bersih/jelas, TTV dalam rentang yang dapat diterima. BB stabil dan tidak ada edema - Menyatakan pemahaman tentang / pembatasan cairan individual Tindakan / Intervensi Mandiri : - Pantau haluaran urine, catat jumlah dan warna saat hari dimana diuresis - Pantau dan hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam - Pertahankan duduk / tirah baring dengan posisi semi fowler selama fase akut - Buat jadwal pemasukan cairan - Timbang berat badan tiap hari - Kaji distensi leher dan pembuluh perifer - Ubah posisi dengan sering - Auskultasi bunyi nafas, catat penurunan dan / bunyi tambahan - Pantau TD dan CVP (bila ada) - Kaji bising usus Kolaborasi : - Pemberian obat sesuai indikasi Contoh : - Diuretik, ex. Furosemide (lasix) - Tiazid - Tambahan kalsium. Contoh K-Dun - Mempertahankan cairan / pembatasan natrium sesuai indikasi - Konsultasi dengan ahli diet - Pantau foto thorak - Kaji dengan torneket rotasi / flebotomi, diaksis atau ultrafitas sesuai indikasi 5. Pertukaran gas, kerusakan, resiko tinggi b.d - Perubahan membran kapiler alveolus Evaluasi : Mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenasi adekuat pada jaringan ditunjukan oleh GDA / oksimetri Tindakan : - Auskultasi bunyi nafas, catat krekels, mengi - Anjurkan pasien untuk batuk efektif, nafas dalam - Dorong perubahan posisi sering - Pertahankan duduk dikursi / tirah baring dengan kepala tidur tinggi 20 – 30 derajat, posisi semi fowler Kolaborasi : - Pantau / gambaran seri GDA, nadi oksimetri - Beri oksigen tambahan sesuai indikasi - Berikan obat sesuai indikasi 6. Diagnosa Keperawatan Integritas kulit, kerusakan, resiko tinggi terhadap Faktor resiko : - Tirah baring lama - Edema, penurunan perfungsi jaringan Evaluasi - Memperahankan integritas kulit - Mendemonstrasikan perilaku / tekhnik mencegah kerusakan kulit Tindakan : - Lihat kulit, catat penonjolan tulang, adanya edema - Pijat area kemerahan / yang memutih - Ubah posisi sering ditempat tidur, bantu latihan rentang gerak pasif / aktif - Berikan perawatan kulit sering, memerlukan dengan kelembaban eskresi - Hindari obat intra muscular Kolaborasi : - Berikan tekanan alternatif/ kasur, kulit domba, perlindungan kulit, siku / tumit 7. Diagnosa Keperawatan Kurang pengetahuan mengenai kondisi, program pengobatan b.d kurang pemahaman / kesalahan persepsi tentang hubungan penyakit jantung / gagal jantung - Mengidentifikasi hubungan terapi (program pengobatan) untuk menurunkan episode berulang dan mencegah komplikasi Tindakan : - Diskusikan fungsi jantung normal (meliputi informasi sehubungan dengan perbedaan pasien dari fungsi normal) - Kuatkan rasional pengobatan - Diskusikan pentingnya menjadi seaktif mungkin tanpa menjadi kelelahan dan istirahat diantara aktivitas - Anjurkan makan diet pagi hari Kolaborasi : - Rujuk pada sumber di masyarakat / kelompok pendukung sesuai indikasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar