A.
PENGERTIAN
Ileus obstruktif adalah adanya penyumbatan pada lumen usus oleh benda-benda
mekanis atau non mekanis (paralysis otot-otot usus).
B. ETIOLOGI
Penyebab yang paling utama adalah obstruksi mekanis; atrisia bawaan. Lesi-lesi
extrinsik misalnya perlengketan, hernia interna dan eksterna. Striktura akibat
peradangan, volvulus (usus melilit), invaginasi (usus halus masuk ke usus
besar), thrombosis pada mesentrium, bahkan bisa juga oleh cacing.
Non mekanis; akibat dari gangguan neuromuskuler yang menimbulkan paralyse
otot-otot atau faktor degenaratif pada usia manula 50%.
C. PATOFISIOLOGI
Obstruksi mekanis pada usus ini mungkin hanya simple saja, sehingga hanya lumen
usus saja yang tersumbat yang mengakibatkan gangguan fungsi usus dan bisa juga
menimbulkan muntah karena distensi abdomen, sehingga mengganggu keseimbangan
cairan dan elektrolit dan bila obstruksi terus berlangsung akan terjadi
pengembangbiakan kuman terutama aerob. Paling berbahaya bila sampai pembuluh
darah usus terjepit (strangulasi), yaitu peredaran drah usus tertahan. Lama
kelamaan bagi usus yang tidak teraliri peredaran darah bisa menimbulkan
gangguan pada usus.
D. TANDA DAN GEJALA
1. Sifat kejang abdomen tengah yang cenderung lebih hebat bila obstruksinya
makin tinggi.
2. muntah-muntah: mula-mula mengandung empedu dan mucus pada obstruksi bagian
usus yang tinggi. Pada obstruksi usus bagian bawah muntah-muntahnya menjadi
“feculent” yaitu berwarna jingga – coklat dengan bau busuk karena penyembuhan
bakteri yang berlebihan terhadap obstruksi.
3. Bising usus menurun.
4. Konstipasi dan kegagalan membuang gas melalui rektum (tidak bisa platus).
5. Perut kembung, distensi abdomen.
6. Suhu tubuh meningkat kadang-kadang bersifat progresif.
E. PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Membantu pasien/orang terdekat dalam penilaian psikososial.
2. Mencegah komplikasi.
3. Mendukung perawatan diri mandiri.
4. Memberikan informasi tentang prosedur/prognosis, kebutuhan pengobatan,
potensial komplikasi dan sumber komuniti.
F. TUJUAN PEMULANGAN
1. Penilaian untuk perubahan yang dirasa/aktual.
2. Komplikasi dicegah/minimal.
3. Kebutuhan perawatan diri dipenuhi/dengan bantuan tergantung pada situasi
khusus.
4. Prosedur/prognosis, program terapi, potensial komplikasi dipahami dan sumber
pendukung teridentifikasi.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, suku/bangsa, alamat, tanggal masuk
RS dan lain-lain.
2. Keluhan Utama
Biasanya klien datang dengan keluhan; sakit perut yang hebat, kembung, mual,
muntah dan tidak ada defekasi/BAB yang lama.
3. Riwayat penyakit sekarang.
a. Perubahan pola BAB sejak kapan? (frekuensi, jumlah, warna, konsistensi ).
b. Sakit perut,kembung?
c. Mual,muntah,(frekuensi jumlah,warna, bau)
d. Apa ada demam,bisa platus?
e. Apa ada diberi obat sebelum masuk rumah sakit?
4. Riwayat penyakit dahulu.
a. Ada /tidak nyariwayat tumor ganas,polip/peradangan kronik?
b. Riwayat pernah tidak nyaoperasi pada daerah perut.
c. Bagaimana keadaan BAB . Apakah sering merasa sakitperut kembung,sulit BAB
dan keadaan fakes.
d. Apakah ada riwayat hernia?
e. Apakah pernah mengalami cedera Arauma?
5. Riwayat penyakit keluarga
a. Apakah ada yang pernah sakit seperti klein?
b. Apakah ada yang pernah mengalamipenyakit menularatau keturunan?
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
1) Penampilan umum
2) Tanda vital (TD, Pols, resp, temp).
3) TB, BB.
4) Kesadaran .
b. Pemeriksaan fokus
1) Inspeksi
a) Pada keadaan umum klien apakah kelihatan sakit, meringis.
b) Apakah ada muntah; warna coklat bila obstruksi pada usus halus.
c) Klien kelihatan sakit bernafas karena perut kembung.
d) Abdomen tampak kembung.
e) Nampak tonjolan seperti bengkak pada bagian perut.
2) Auskultasi
Peristaltik usus menurun/meningkat.
3) Perkusi
a) Normal bunyi abdomen, tegang, dan kembung.
b) Kulit daerah abdomen terasa hangat, nyeri tekan.
c) Teraba benjolan/masa di daerah abdomen.
7. Kebutuhan Biologis
a. Nutrisi:
1) Pola kebiasaan.
2) Jenis makanan/minuman.
b. Eliminasi
1) Pola.
2) Frekuensi.
3) Jumlah, warna, bau, konsistensi (BAB/BAK)
c. Istirahat/tidur
Mempunyai masalah/tidak.
d. Aktifitas
1) Apakah terganggu/terbatas.
2) Faktor yang memperingan atau memperberat.
3) Riwayat pekerjaan.
8. Riwayat Psikososial
Bagaimana pola pemecahan masalah klien terhadap masalahnya, demikian juga
keluarga.
9. Riwayat Sosial
a. Kebiasaan merokok, minuman keras, dan lain-lain.
b. Konsep diri terhadap masalah
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan luka post operasi.
Intervensi:
a. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, dan intensitas.
b. Dorong klien untuk menyatakan masalah, dengarkan dengan aktif dan beri
dukungan dengan penerimaan dan memberikan informasi yang tepat.
c. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
d. Bantu melakukan latihan gerak dan dorong ambulasi dini.
e. Kolaborasi pemberian analgetik, tradosik inj/kolf 1 ampul.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka pembedahan.
Intervensi:
a. Kaji tanda-tanda infeksi.
b. Gunakan teknik septik dan aseptik.
c. Ganti balutan sesuai indikasi.
d. Observasi warna dan keluasan.
e. Observasi keluhan mual/muntah, peningkatan nyeri, demam, dan adanya
leukositosis.
f. Kolaborasi pemberian antibiotik, taxegram.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marylin E. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC: Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta. 2000.
Harrisons. Principles of Internal Medicine. Edisi 9. Gangguan Saluran
Pencernaan. Seri Ilmu Penyakit Dalam. Hal 167 – 170. Jakarta.
Lynda, Juall Carpenito. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC: Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta. 2000.
Pusdiknakes. Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Edisi
I. jilid II. Hal II 32 – 36. Jakarta. 1990.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar