A.
DEFINISI
Diare adalah suatu kondisi buang air
besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja
yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat
terjadinya proses inflamasi pada lambung usus
Diare adalah kehilangan cairan dan
elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau
lebih, buang air besar dengan bentuk tinja yang encer / cair.
B.
ETIOLOGI
Diare disebabkan oleh banyak faktor
antara lain infeksi, makanan, efek obat, imunodefisiensi dan keadaaan-keadaan
tertentu
1.
Infeksi
Infeksi terdiri dari enteral dan
parenteral. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan, dan infeksi
parenteral yaitu infeksi sebagian tubuh lain diluar alat pencernaan seperti
otitis media akut, encephalitis, mikroorganisme yang menyebabkan antara lain
aenomonas, campylobacter, clostridium difteria, salmonella.
2.
Makanan
Diare dapat disebabkan oleh intesitas
makanan pedas, makanan yang mengandung banyak bakteri dan toksin. Alergi
terhadap makanan tertentu seperti susu sapi, terjadi malabsorbsi karbohidrat,
disakarida, lemak, protein, dan mineral.
3.
Imunodefisiensi
Defisiensi Imun terutama Sig A (Secretory
Immunoglobulin A) yang mengakibatkan berlipat gandanya bakteri , flora usus,
jamur.
4.
Keadaan tertentu
Keadaan lain yang menyebabkan
seseorang diare adalah ketakutan atau gugup dan gangguan saraf.
C.
MANIFESTASI KLINIS
Mula-mula anak menjadi cengeng,
gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian
timbul diare tinja cair mungkin disertai lendir dan darah. Warna tinja hitam
makin lama makin berubah ke hijau-hijauan karena bercampur empedu, karena seringnya
defekasi, anus dan sekitarnya lecet karena tinja makin lama menjadi asam
akibatnya banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak
diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum/sesudah
diare.. Anak-anak yang tidak mendapatkan perawatan yang baik selama diare akan
jatuh pada keadaan seperti dehidrasi, gangguan keseimbangan asam basa,
hipolikemia, gangguan gizi dan gangguan sirkulasi.
Tabel 1.1. Derajat dehidrasi
berdasarkan Kehilangan Berat Badan
Derajat Dehidrasi
|
Penurunan BB (%)
|
Tidak Dihidrasi
Dehirasi Ringan
Dehidrasi Sedang
Dehidrasi Berat
|
< 2 ½
2 ½ - 5
5 – 10
10
|
Tabel derajat dehidrasi berdasarkan gejala klinisnya dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 1.2. Derajat Dehidrasi berdasarkan gejala klinis.
Penilaian
|
A
|
B
|
C
|
Keadaan umum
Mata
Air mata
Mulut, Lidah
Rasa Haus
Periksa : Turgor Kulit
Hasil pemeriksaan
Terapi
|
Baik, Sadar
Normal
Ada
Darah
Minum seperti biasa
Kembali cepat
Tanpa dehidrasi
Rencana pengobatan
|
Gelisah, rewel
Cekung
Tidak ada
Kering
Haus, ingin minum
Banyak
Kembali lambat
Dehidrasi ringan /
sedang, bila ada 1 tanda di tambah 1 atau lebih tanda lain
Rencana pengobatan B
|
Lesu, tidak sadar Sangat
cekung
Tidak ada
Sangat kering
Malas minum
Tidak bisa minum Kembali
sangat lambat,
Dehidrasi berat
Bila ada 1 tanda di
tambah 1 atau lebih tanda lain
Rencana pengobatan C
|
D.
PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu /
lebih dari patofisiologi berikut yakni
gangguan osmotik dan gangguan sekretonik.
a.
Gangguan Osmotik
Mukosa usus halus adalah epitel
berpori yang dapat dilewati air dan elektrolit dengan cepat untuk
mempertahankan tekanan osmotik antara isi usus dengan cairan ekstraselluler.
Diare terjadi jika bahan yang secara osmotik aktif dan sulit diserap. Bahan
tersebut berupa larutan isotonik dan tonik. Larutan isotonik air dan bahan yang
larut didalamnya lewat tanpa diabsorbsi sehingga terjadi diare. Bila substansi
yang di absorbsi berupa larutan hipertonik, air dan elektrolit akan pindah dari
cairan ekstraselluler kedalam lumen usus sampai osmolaritas dan isi usus sama dengan cairan, ekstraseluler dan
darah sehingga terjadi pula diare.
b. Gangguan Sekretonik
Akibat rangsangan
mediator abnormal misalnya enterotoksin menyebabkan gagal mengabsorbsi natrium,
sedangkan sekresi klorida di sel epitel berlangsung terus / meningkat. Hal ini
menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi
rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus, mengeluarkannya sehingga
timbul diare.
- PATHWAY
Infeksi pada mukosa
Makanan atau zat tidak menimbulkan rangsangan yaitu menimbulkan
dapat diserap oleh tubuh merangsang tubuh tubuh untuk
untuk mengeluarkan toksin mengeluarkan
tekanan osmotik dalam peningkatan sekresi peningkatan gerakan
rongga usus
meninggi air dan
elektrolit (
peristaltik )
nausea
dan terjadi pergeseran air
dan
vomitus elektrolit ke dalam rongga
anoreksia
Resiko Nutrisi
Kurang dari Kebutuhan Tubuh
|
Nyeri
|
Defisit
volume cairan
|
Gangguan
integritas kulit
|
- PENATALAKSANAAN
1.
Prinsip Penatalaksaaan
Medis
Prinsip penatalaksanaannya medis
antara lain dengan dehidrasi,dan medika mentosa .
a.
Rehidrasi
Diare cair membutuhkan penggantian
cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya. Jumlah cairan yang harus
diberi harus sama dengan jumlah cairan yang hilang melalui diare dan / muntah,
ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang
masih terus berlangsung. Jumlah ini tergantung pada dehidrasi serta berat badan
masing-masing anak / golongan umur.
b.
Medika Mentosa
Anti biotik dan anti parasit tidak
boleh digunakan secara rutin, obat-obatan anti diare meliputi antimotilitas
seperti loperamid, difenoksilat, kodein, opium, adsorben seperti norit, kaolin,
attapulgit, anti muntah termasuk protemazin dan norpromazin.
2. Prinsip Penatalaksanaan
Keperawatan
a.
Nutrisi
Makanan harus diteruskan bahkan
ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek buruk pada status gizi, agar
pemberian diet pada anak dengan diare dapat memenuhi tugasnya serta
memperhatikan faktor yang mempengaruhi keadaan gizi anak, maka diperlukan
persyaratan diet sebagai berikut yakni pasien segera diberikan makanan oral
setelah dehidrasi yakni 24 jam pertama, makanan cukup energi dan protein,
makanan tidak merangsang, makan diberikan dalam porsi kecil dengan frekuensi
sering, pemberian ASI diutamakan pada bayi pemberian cairan 2 elektrolit sesuai
kebutuhan, pemberian vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup.
3.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.
Defisit volume cairan
elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output berlebih.
Tujuan :
Defisit volume cairan dan elektrolit teratasi
KH : Tanda – tanda dehidrasi tidak ada,
Mukosa
mulut dan bibir lembab.
Intervensi :
- Observasi TTV.
- Obsevasi tanda dehidrasi.
- Kolaborasi pemberian terapi cairan.
- Anjurkan minum 2000-2500 cc/hari.
- Pemeriksaan Lab.elektrolit.
b.
Gangguan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah.
Tujuan : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
teratasi
KH : Intake nutrisi pasien meningkat, diet
habis
1 porsi yang disediakan,mual dan
muntah
tidak ada.
Interverensi : - Kaji pola nutrisi pasien dan perubahan
yang terjadi.
- Timbang BB
pasien.
- Lakukan
pemeriksaan Abdoment.
- vvKaji faktor
penyebab gangguan
pemenuhan nutrisi.
- Berikan diet
dalam kondisi hangat dan
porsi kecil tapi sering.
c.
Gangguan integritas kulit
berhubungan dengan iritasi, frekuensi yang berlebihan.
Tujuan : Gangguan
integritas kulit teratasi.
KH :
Integritas kulit kembali normal,iritasi tidak
ada, tanda-tanda infeksi tidak ada.
Intervensi : - Ganti popok jika basah
-
Bersihkan bokong secara perlahan
menggunakan sabun non alkohol.
-
Beri zalp seperti zink
oxsida,bila terjadi infeksi.
-
Observasi bokong dan perineum dari infeksi
-
Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi anti fungi sesuai indikasi.
d.
Gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan distensi abdomen.
Tujuan : Nyeri dapat teratasi
KH : Nyeri dapat berkurang / hilang,ekspresi
wajah
tenang
Intervensi : - Observasi tanda-tanda vital.
-
Atur posisi yang nyaman bagi
pasien.
-
Beri kompres hangat pada daerah
abdomen.
-
Kolaborasi pemberian obat
analgetik.
DAFTAR PUSTAKA
Bety Cecilyl, S. 2008. Buku Saku Keperawatan.
(terjemahan) Jakarta. EGC.
Arjatmot. 2002. Prinsip Keperawatan. Jakarta. EGC
Andrianto,P.2002. Penatalaksanaan dan pencegahan diare.Jakarta.EGC
Kusumobroto O Hernomo,
2007, buku ajar Ilmu Penyakit,
edisi I, Jayabadi, Jakarta
T. Heather herdman ; alih bahasa, made sumawarti, Dwi
widiarti, Estu tiar ; editor edisi bahasa indonesia, monica ester. 2011. Diagnosis keperawatan : definisi dan
klasifikasi 2009-2011 / editor, - EGC, jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar