Kamis, 12 April 2012

ASKEP DIARE


A.    DEFINISI
Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat terjadinya proses inflamasi pada lambung usus
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih, buang air besar dengan bentuk tinja yang encer / cair.

B.     ETIOLOGI
Diare disebabkan oleh banyak faktor antara lain infeksi, makanan, efek obat, imunodefisiensi dan keadaaan-keadaan tertentu
1.      Infeksi
Infeksi terdiri dari enteral dan parenteral. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan, dan infeksi parenteral yaitu infeksi sebagian tubuh lain diluar alat pencernaan seperti otitis media akut, encephalitis, mikroorganisme yang menyebabkan antara lain aenomonas, campylobacter, clostridium difteria, salmonella.
2.      Makanan
Diare dapat disebabkan oleh intesitas makanan pedas, makanan yang mengandung banyak bakteri dan toksin. Alergi terhadap makanan tertentu seperti susu sapi, terjadi malabsorbsi karbohidrat, disakarida, lemak, protein,  dan mineral.
3.      Imunodefisiensi
Defisiensi Imun terutama Sig A (Secretory Immunoglobulin A) yang mengakibatkan berlipat gandanya bakteri , flora usus, jamur.



4.      Keadaan tertentu
Keadaan lain yang menyebabkan seseorang diare adalah ketakutan atau  gugup dan gangguan saraf.

C.    MANIFESTASI KLINIS
Mula-mula anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare tinja cair mungkin disertai lendir dan darah. Warna tinja hitam makin lama makin berubah ke hijau-hijauan karena bercampur empedu, karena seringnya defekasi, anus dan sekitarnya lecet karena tinja makin lama menjadi asam akibatnya banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum/sesudah diare.. Anak-anak yang tidak mendapatkan perawatan yang baik selama diare akan jatuh pada keadaan seperti dehidrasi, gangguan keseimbangan asam basa, hipolikemia, gangguan gizi dan gangguan sirkulasi.

Tabel 1.1. Derajat dehidrasi berdasarkan Kehilangan Berat Badan

Derajat Dehidrasi
Penurunan BB (%)
Tidak Dihidrasi
Dehirasi Ringan
Dehidrasi Sedang
Dehidrasi Berat
< 2 ½
2 ½ - 5
5 – 10
10


Tabel derajat dehidrasi berdasarkan gejala klinisnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.2. Derajat Dehidrasi berdasarkan gejala klinis.

Penilaian
A
B
C
Keadaan umum
Mata
Air mata
Mulut, Lidah
Rasa Haus

Periksa : Turgor Kulit

Hasil pemeriksaan




Terapi
Baik, Sadar
Normal
Ada
Darah
Minum seperti biasa

Kembali cepat

Tanpa dehidrasi



Rencana pengobatan
Gelisah, rewel
Cekung
Tidak ada
Kering
Haus, ingin minum
Banyak
Kembali lambat

Dehidrasi ringan / sedang, bila ada 1 tanda di tambah 1 atau lebih tanda lain
Rencana pengobatan B
Lesu, tidak sadar Sangat cekung
Tidak ada
Sangat kering
Malas minum
Tidak bisa minum Kembali sangat lambat,
Dehidrasi berat
Bila ada 1 tanda di tambah 1 atau lebih tanda lain
Rencana pengobatan C


D.    PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu / lebih dari patofisiologi berikut yakni      gangguan osmotik dan gangguan sekretonik.
a.      Gangguan Osmotik
Mukosa usus halus adalah epitel berpori yang dapat dilewati air dan elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik antara isi usus dengan cairan ekstraselluler. Diare terjadi jika bahan yang secara osmotik aktif dan sulit diserap. Bahan tersebut berupa larutan isotonik dan tonik. Larutan isotonik air dan bahan yang larut didalamnya lewat tanpa diabsorbsi sehingga terjadi diare. Bila substansi yang di absorbsi berupa larutan hipertonik, air dan elektrolit akan pindah dari cairan ekstraselluler kedalam lumen usus sampai osmolaritas dan isi  usus sama dengan cairan, ekstraseluler dan darah sehingga terjadi pula diare.
b.     Gangguan Sekretonik
Akibat rangsangan mediator abnormal misalnya enterotoksin menyebabkan gagal mengabsorbsi natrium, sedangkan sekresi klorida di sel epitel berlangsung terus / meningkat. Hal ini menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus, mengeluarkannya sehingga timbul diare.

  1. PATHWAY
Masukan makanan / minuman yang terkontaminasi

Infeksi pada mukosa
 

Makanan atau zat tidak     menimbulkan rangsangan yaitu           menimbulkan
dapat diserap oleh tubuh    merangsang tubuh                              tubuh untuk
                                          untuk mengeluarkan toksin                 mengeluarkan 
                                                                                                              toksin

tekanan osmotik dalam                 peningkatan sekresi                 peningkatan gerakan
rongga usus meninggi                      air dan elektrolit                          ( peristaltik )
 


nausea dan               terjadi pergeseran air dan             
vomitus                    elektrolit ke dalam rongga
                                                usus
anoreksia                                                                          
                                 isi rongga usus yang berlebihan
Resiko Nutrisi
Kurang dari Kebutuhan Tubuh
                                 akan merangsang usus untuk                                                        Terjadi peningkatan               
                                             mengeluarkanya                                                                volume abdoment
BAB berlebih                 
Nyeri
                 
BAB 3 kali/hari cair
Defisit volume cairan
Gangguan integritas kulit
                                               Iritasi pada area bokong    






  1. PENATALAKSANAAN
1.   Prinsip Penatalaksaaan Medis
Prinsip penatalaksanaannya medis antara lain dengan dehidrasi,dan medika mentosa .
a.    Rehidrasi
Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya. Jumlah cairan yang harus diberi harus sama dengan jumlah cairan yang hilang melalui diare dan / muntah, ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung. Jumlah ini tergantung pada dehidrasi serta berat badan masing-masing anak / golongan umur.
b.   Medika Mentosa
Anti biotik dan anti parasit tidak boleh digunakan secara rutin, obat-obatan anti diare meliputi antimotilitas seperti loperamid, difenoksilat, kodein, opium, adsorben seperti norit, kaolin, attapulgit, anti muntah termasuk protemazin dan norpromazin.
2.   Prinsip Penatalaksanaan Keperawatan
a.    Nutrisi
Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek buruk pada status gizi, agar pemberian diet pada anak dengan diare dapat memenuhi tugasnya serta memperhatikan faktor yang mempengaruhi keadaan gizi anak, maka diperlukan persyaratan diet sebagai berikut yakni pasien segera diberikan makanan oral setelah dehidrasi yakni 24 jam pertama, makanan cukup energi dan protein, makanan tidak merangsang, makan diberikan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering, pemberian ASI diutamakan pada bayi pemberian cairan 2 elektrolit sesuai kebutuhan, pemberian vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup. 




3.      DIAGNOSA KEPERAWATAN

a.       Defisit volume cairan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output berlebih.
Tujuan             : Defisit volume cairan dan elektrolit teratasi
KH                  : Tanda – tanda dehidrasi tidak ada, Mukosa
mulut dan  bibir lembab.
Intervensi        : - Observasi TTV.
- Obsevasi tanda dehidrasi.
- Kolaborasi pemberian terapi cairan.
- Anjurkan minum 2000-2500 cc/hari.
- Pemeriksaan Lab.elektrolit.

b.      Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah.
Tujuan             : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
 teratasi
KH                  : Intake nutrisi pasien meningkat, diet habis
1 porsi yang disediakan,mual dan muntah
tidak ada.
Interverensi       : - Kaji pola nutrisi pasien dan perubahan
yang terjadi.
 - Timbang BB pasien.
 - Lakukan pemeriksaan Abdoment.
 - vvKaji faktor penyebab gangguan
 pemenuhan nutrisi.
 - Berikan diet dalam kondisi hangat dan
 porsi kecil tapi sering.




c.       Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekuensi yang berlebihan.
Tujuan             : Gangguan integritas kulit teratasi.
KH                  : Integritas kulit kembali normal,iritasi tidak
 ada, tanda-tanda infeksi tidak ada.
Intervensi        : - Ganti popok jika basah
-   Bersihkan bokong secara perlahan menggunakan sabun non alkohol.
-   Beri zalp seperti zink oxsida,bila terjadi infeksi.
-    Observasi bokong dan perineum dari infeksi
-   Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi anti fungi sesuai indikasi.
d.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
Tujuan             : Nyeri dapat teratasi
KH                  : Nyeri dapat berkurang / hilang,ekspresi wajah
tenang
Intervensi        : - Observasi tanda-tanda vital.
-   Atur posisi yang nyaman bagi pasien.
-   Beri kompres hangat pada daerah abdomen.
-   Kolaborasi pemberian obat analgetik.








DAFTAR PUSTAKA
Bety Cecilyl, S. 2008. Buku Saku Keperawatan. (terjemahan) Jakarta. EGC.
Arjatmot. 2002. Prinsip Keperawatan. Jakarta. EGC
Andrianto,P.2002. Penatalaksanaan dan pencegahan diare.Jakarta.EGC
Kusumobroto O Hernomo,  2007, buku ajar Ilmu Penyakit, edisi I, Jayabadi, Jakarta
T. Heather herdman ; alih bahasa, made sumawarti, Dwi widiarti, Estu tiar ; editor edisi bahasa indonesia, monica ester. 2011. Diagnosis keperawatan : definisi dan klasifikasi 2009-2011 / editor, - EGC, jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar